Pengertian Pengelasan Las Busur Listrik dan Pelaksanaan Pengelasan Las Busur Listrik
Pengertian Pengelasan Las Busur Listrik
Pengelasan merupakan penyambungan dua potong logam dengan
pemanasan sampai keadaan plastis atau cair, dengan atau tanpa tekanan (American Welding
Society, 1989). Pengelasan Las Busur Listrik ialah proses
penyambungan dari dua atau lebih logam dengan menggunakan tenaga listrik
sebagai sumber panas dan elektroda sebagai bahan tambah. Busur listrik yang terjadi
antara elektoda dan benda kerja menghasilkan temperatur tinggi yang dapat mencairkan ujung elektroda
(kawat) las dan benda kerja setempat, kemudian membentuk paduan, membeku
menjadi lasan (weld metal).
Selaput/Bungkus (coating) elektroda yang berfungsi sebagai fluks
akan terbakar pada waktu proses berlangsung, dan gas yang terjadi akan melindungi
proses terhadap pangaruh udara luar. Cairan pembungkus akan terapung dan
membeku pada permukaan las yang disebut terak (slag), yang kemudian dapat dibersihkan dengan mudah.
Gambar 1. Proses Pemindahan Cairan Logam Elektroda ke Bahan Dasar
(Firdaus, 2010:1)
Persyaratan dari proses las busur listrik adalah tersedianya arus listrik
(electric current) yang kontinu,
dengan jumlah ampere dan voltage yang cukup baik untuk kestabilan
api las (Arc) agar tetap terjaga.
Dimana tenaga listrik (electric
power) yang diperoleh dari welding
machine, menurut jenis arus yang
dikeluarkannya terdapat 3 (tiga) jenis welding
machine yaitu :
a.
Mesin Las dengan arus searah (DC).
b.
Mesin Las dengan arus bolak balik (AC)
c.
Mesin Las dengan kombinasi arus yaitu searah (DC) dan bolak balik (AC)
Gambar 2. Mesin Las
(Firdaus, 2010:2)
Adapun pemilihan parameter pengelasan Las busur listrik meliputi beberapa hal, antara lain: panjang busur (Arc Length) yang dianggap baik, lebih kurang sama dengan
diameter elektroda yang dipakai. Untuk besarnya tegangan yang dipakai setiap
posisi pengelasan tidak sama. Kestabilan tegangan ini sangat menentukan mutu
pengelasan dan kestabilan juga dapat didengar melalui suara selama pengelasan.
Besarnya arus juga mempengaruhi hasil pengelasan, dimana
besarnya arus listrik pada pengelasan tergantung dari bahan dan ukuran lasan,
geometri sambungan pengelasan, jenis elektroda dan diameter inti elektroda. Untuk pengelasan pada
daerah las yang mempunyai daya serap kapasitas panas yang tinggi diperlukan
arus listrik yang besar dan mungkin juga diperlukan tambahan panas. Sedangkan untuk pengelasan baja paduan,
yang daerah pengelasannya dapat mengeras dengan mudah akibat pendinginan yang
terlalu cepat, maka untuk menahan pendinginan ini diberikan masukan panas yang
tinggi yaitu dengan arus pengelasan yang besar. Pengelasan logam paduan, untuk
menghindari terbakarnya unusur-unsur paduan sebaiknya digunakan arus las yang
sekecil mungkin. Juga pada pengelasan yang kemungkinan dapat terjadi retak
panas, misalnya pada pengelasan baja tahan karat austenitik maka penggunaan
panas diusahakan sekecil mungkin sehingga arus pengelasan harus kecil.
Kecepatan pengelasan tergantung dari bahan induk, jenis
elektroda, diameter inti elektroda, geometri sambungan, dan ketelitian sambungan. Agar dapat mengelas lebih cepat
diperlukan arus yang lebih tinggi. Polaritas listrik mempengaruhi hasil dari
busur listrik. Sifat busur listrik pada arus searah (DC) akan lebih stabil
daripada arus bolak-balik (AC). Terdapat dua jenis polaritas yaitu polaritas lurus, dimana
benda kerja positif dan elektroda negatif. Polaritas terbalik dimana benda kerja
negatif dan elektroda positif.
Karakteristik dari polaritas terbalik yaitu pemindahan logam terjadi dengan cara
penyemburan, maka polaritas ini mepunyai hasil pengelasan yang lebih dalam dibanding
dengan polaritas lurus.
Gambar 3. Sirkuit
Kelistrikan Las Listrik
(Firdaus, 2010:2)
Pelaksanaan Pengelasan Las Busur Listrik
Penyalaan busur listrik pada
pengelasan dapat dilakukan dengan melakukan hubungan singkat ujung elektroda
dengan logam induk, kemudian memisahkannya lagi sampai jarak tertentu sebagai
panjang busur. Dimana panjang busur normal yaitu sama dengan diameter elektroda
yang digunakan.
Gambar 4. Penyalaan Busur
Listrik
(Firdaus, 2010:15)
Pemadaman busur listrik dilakukan dengan menjauhkan
elektroda dari bahan induk. Untuk menghasilkan penyambungan rigi las yang baik
dapat dilakukan sebagai berikut, yaitu
sebelum elektroda dijauhkan dari logam induk sebaiknya panjang busur listrik
dikurangi lebih dahulu, baru kemudian elektroda dijauhkan dalam posisi lebih
dimiringkan secukupnya.
Gambar 5. Proses Las Listrik
(Fernandez Edwar, 2009:14)
2.
Gerakan Elektroda
Ada berbagai cara didalam menggerakkan (mengayunkan)
elektroda las yaitu :
a. Elektroda digerakkan dengan
melakukan gerakan memutar (spiral)
Gambar 6. Alur Spiral
(Fernandes Edwar, 2009:17)
b. Bentuk weaving lainnya yaitu dengan melakukan gerakan zig-zag
Gambar 7. Alur Zig-Zag
(Fernandez Edwar, 2009:17)
c.
Gerakan elektroda dengan
melakukan gerakan segitiga
Gambar
8. Alur Segitiga
(Fernandez Edwar, 2009:17)
Belum ada Komentar untuk "Pengertian Pengelasan Las Busur Listrik dan Pelaksanaan Pengelasan Las Busur Listrik"
Posting Komentar