Hubungan Disiplin Belajar Dengan Hasil Belajarkedisiplinan siswa SMK
Hubungan Disiplin Belajar Dengan Hasil Belajarkedisiplinan siswa SMK
Perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi (IPTEK) begitu cepat, oleh karenanya dibutuhkan sumber daya manusia
(SDM) yang memiliki produktifitas dan efektifitas kerja yang tinggi. Kualitas
SDM ditentukan oleh proses pendidikan untuk melatih siswa mengembangkan
kreatifitas, sikap, dan disiplin agar mampu meningkatkan keterampilan dan mampu
menganalisis dan berfikir logis, untuk memecahkan dan menyelesaikan setiap
masalah dan juga lancar mengemukakan ide-ide atau gagasan dalam mencari penyelesaian
masalah secara praktis.
Salah satu usaha yang dilakukan untuk
mewujudkan manusia Indonesia seutuhnya adalah pendidikan. Pendidikan formal
salah satunya seperti SMK dalam perkembangannya bertujuan untuk menumbuhkan
manusia-manusia seutuhnya dalam arti dapat berdiri sendiri dan tidak lagi
mengalami kesulitan dalam bermasyarakat.
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
adalah merupakan suatu lembaga pendididkan teknik kejuruan yang dimaksudkan
untuk mempersiapkan tenaga kerja yang terampil dan terlatih. Hal ini sesuai
dengan yang dikemukakan oleh Hadiwaratama (1983:214) yaitu :
“Sekolah kejuruan adalah bertujuan untuk menghasilkan tenaga kerja
tingkat menengah yang terampil dan dapat memenuhi persyaratan jabatan dalam
industri perdagangan dan jasa serta mampu berusaha sendiri dalam membuka
lapangan usaha/kerja baru, guna meningkatkan mutu produksi dan perluasan
kesempatan kerja”
Proses pendidikan terarah pada
peningkatan penguasaan pengetahuan, kemampuan, keterampilan, pengembangan sikap
dan nilai-nilai dalam rangka pembentukan dan pengembangan peserta didik.
Pengembangan diri ini dibutuhkan untuk menghadapi tugas-tugas dalam kehidupannya sebagai pribadi, sebagai
siswa, karyawan, professional, maupun sebagai warga masyarakat.
Sekolah merupakan faktor utama yang
membentuk dan membina disiplin anggota masyarakat, terutama sekali mereka yang
sedang mengikuti pendidikan formal. Sekolah melanjutkan tugasnya dalam
membentukan kepribadian, sifat, sikap, moral dan mental para peserta didik. Untuk
itu diharapkan tiap-tiap sekolah berusaha meningkatkan mutu dan kualitasnya,
salah satu cara meningkatkan kualitas pendidikan adalah dengan cara
meningkatkan kreatifitas dan prestasi belajar siswa.
Disiplin bukan lagi merupakan
perkataan yang baru bahkan sudah sering di dengar dalam kehidupan sehari-hari.
Disiplin adalah kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses dan
serangkaian perilaku yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan,
keteraturan atau ketertiban. Karena sudah menyatu dalam diri, maka sikap dan
perbuatan yang dilakukan sama sekali tidak dirasakan lagi sebagai suatu beban.
Disiplin menyangkut kepada semua sikap dan tingkah laku apakah itu perorangan
ataupun kelompok yang tunduk dan patuh terhadap peraturan suatu organisasi yang
dalam hal ini lingkungan sekolah. Proses belajar mengajar akan berlangsung
dengan baik jika ada disiplin antara guru dan siswa. Dalam melaksanakan
kewajibannya sebagi pendidik sekaligus tenaga pengajar dan siswa disiplin
terhadap aturan-aturan yang dibuat dan belajar dengan baik.
Pelanggaran terhadap disiplin sekolah
terlihat dan terdengar di sana sini. Murid-murid terjaring di pasar-pasar
swalayan pada jam-jam sekolah, membolos, terlambat datang ke sekolah, tidak
mengerjakan pekerjaan rumah, tidak berpakaian seragam yang lengkap, membuka
buku waktu ujian, tidak memperhatikan guru sedang menerangkan, mengganggu teman
sedang belajar, pulang sekolah sebelum waktunya, merupakan contoh-contoh
konkrit kurangnya disiplin dari murid-murid. Padahal semua pihak menyadari
betapa besar peranan disiplin dalam pembentukan kepribadian murid. Tanpa
disiplin akan terjadi kekacauan, dan tanpa disiplin akan sulit membentuk
kepribadian manusia Indonesia seutuhnya. Pelanggaran terhadap disiplin
merupakan suatu masalah yang besar dan dapat berakibat tidak baik bagi
kelangsungan pendidikan dan dikhawatirkan akan menimbulkan turunnya nilai atau
prestasi belajar siswa.
Pelanggaran disiplin juga terjadi
karena sikap dan perbuatan guru yang kurang bijak dan kurang baik dalam
persiapan mengajar. Guru tidak mampu mengatasi kelas dan menarik perhatian
siswa pada pelajarannya sehingga siswa akan ribut didalam kelas atau melakukan
hal-hal yang mengganggu prose belajar mengajar. Pelanggaran-pelanggaran
terhadap disiplin ini pada umumnya di latarbelakangi oleh kurangnya kesadaran
siswa untuk berbuat disiplin. Disamping itu menurut Nitisesmito (1982:234)
menyatakan bahwa tingkat kedisiplinan mempunyai pengaruh terhadap hasil yang
dicapai seseorang.
Hasil belajar siswa adalah hasil dari
usaha belajar yang dilaksanakan siswa. Dalam pendidikan formal selalu diikuti
pengukuran dan penilaian, demikian juga dalam proses kegiatan belajar mengajar,
dengan mengetahui hasil belajar dapat diketahui kedudukan siswa yang pandai,
sedang atau lambat. Laporan hasil belajar yang diperoleh siswa diserahkan dalam
periode tertentu yaitu dalam bentuk buku raport.
Dalam usaha untuk mencapai suatu
hasil belajar dari proses belajar mengajar seorang siswa, dipengaruhi oleh
beberapa faktor. Mesron (dalam Tu’u 2004:78) faktor-faktor yang mempengaruhi
Hasil belajar siswa antara lain:
1.
Faktor kecerdasan
2.
Faktor bakat
3.
Faktor minat dan perhatian
4.
Faktor motif
5.
Faktor cara belajar
6.
Faktor lingkungan keluarga
7.
Faktor sekolah
8.
Faktor disiplin belajar siswa
Belum ada Komentar untuk "Hubungan Disiplin Belajar Dengan Hasil Belajarkedisiplinan siswa SMK"
Posting Komentar