Pengertian Belajar, Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar, Prinsip – prinsip Belajar dan evaluasi
a. Pengertian Belajar
Belajar
adalah suatu kegiatan yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia. Sejak lahir manusia telah mulai melakukan
kegiatan belajar untuk memenuhi kebutuhan sekaligus mengembangkan dirinya. Oleh karena itu belajar sebagai suatu kegiatan telah
dikenal dan bahkan sadar atau tidak telah dilakukan oleh manusia sejak
dilahirkan. Ada banyak perbedaan dari para ahli yang mengemukakan
pengertian-pengertian belajar, karena disebabkan latar belakang pandangan teori
yang berbeda.
Menurut Psikologi Behavioristik, belajar merupakan
perubahan tingkah laku yang dapat diamati, belajar terjadi dari adanya hubungan
atau kaitan antara stimulus-stimulus dengan respon menurut prinsip-prinsip yang
mechanistic. Perilaku dari proses belajar akan melakukan trial dan
error dalam rangka untuk menemukan respon yang tepat bagi suatu stimulus
yang dihadapinya (menemukan koneksi yang tepat). Stimulus di sini dapat
dipandang sebagai suatu permasalahan, untuk selanjutnya individu akan
mengadakan bermacam-macam reaksi dan mencoba-coba berbagai cara atau langkah (trial
and error) dalam rangka untuk menemukan salah satu respon yang paling tepat
untuk pemecahan masalah tersebut.
Menurut Teori Gestalt (aliran kognitif) dinyatakan bahwa
orang yang sedang belajar perlu mengamati stimulus dalam keseluruhan yang
terorganisasi, bukan dalam bagian-bagian yang terpisah. Belajar merupakan suatu proses mendapatkan ‘insight’
dari suatu rangsangan (stimulus) yang akan dipelajari. Biasanya yang akan dipelajari itu tidak sederhana dan
mengandung suatu problematis. Agar dapat berhasil mengatasi problematis itu,
maka problem yang dihadapi tersebut harus dilihat secara keseluruhan terlebih
dahulu sehingga dapat menemukan insight (pemahaman). Untuk itu orang
harus mampu menghubungkan unsur yang ada dalam situasi problematis itu menjadi
suatu gestalt (kesatuan hubungan).
Sedang Winkel (2004:58) mendefinisikan belajar adalah
suatu aktivitas mental dan psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan
lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman,
ketrampilan dan nilai sikap. Perubahan itu
bersifat relatif konstan dan berbekas.
b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar
Dalam usaha untuk mencapai suatu hasil belajar dari
proses belajar mengajar seseorang siswa dipengaruhi oleh faktor antara lain:
1)
Faktor
dari dalam diri siswa (internal), seperti intelegensi, bakat,
minat, emosi dan kemampuan kognitif.
2)
Faktor
dari luar diri siswa (eksternal), seperti lingkungan (lingkungan alam
dan lingkungan sosial) dan instrumental (kurikulum, program, pengajaran, sarana
dan fasilitas, guru, administrasi dan manajemen). (Purwanto, 2002: 107).
Hasil
belajar merupakan tolak ukur maksimal yang telah dicapai siswa setelah melakukan
perbuatan belajar. Biasanya dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah setelah
berakhirnya proses belajar mengajar untuk mengetahui tingkat keberhasilan
diadakan pengukuran atau evaluasi dan hasil tersebut disebut hasil belajar. Indikator keberhasilan hasil belajar ditunjukkan dengan
berbagai hal-hal sebagai berikut :
1) Daya serap terhadap bahan pengajaran yang diajarkan mencapai
prestasi tinggi, baik secara individual maupun kelompok.
2) Perilaku yang digariskan dalam tujuan pengajaran telah dicapai oleh
siswa baik secara individual maupun kelompok. Namun demikian, indikator yang
banyak dipakai sebagai tolak ukur keberhasilan adalah daya serap.
Untuk
mengukur dan mengevaluasi tingkat keberhasilan belajar tersebut dapat dilakukan
melalui tes hasil belajar. Berdasarkan tujuan dan ruang lingkupnya, tes hasil
belajar dapat digolongkan ke dalam jenis penilaian sebagai berikut:
a) Tes Formatif
Penilaian
ini digunakan untuk mengukur satu atau beberapa pokok bahasan tertentu dan
bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang daya serap siswa terhadap pokok
bahasan tersebut.
b)
Tes Sub sumatif
Tes
ini meliputi sejumlah bahan pengajaran tertentu yang telah diajarkan dalam
waktu tertentu, diperhitungkan dalam menentukan nilai rapor.
c)
Tes Sumatif
Tes
ini diadakan untuk mengukur daya serap siswa terhadap bahan pokok-pokok bahasan
yang telah diadakan selama satu semester satu atau dua tahun pelajaran. Tujuannya adalah untuk menetapkan tingkat taraf
keberhasilan belajar siswa dalam satu periode belajar tertentu. Hasil dari tes
sumatif ini dimanfaatkan untuk kenaikan kelas, menyusun peringkat (ranking)
atau sebagai ukuran mutu sekolah (Djamarah, 2002: 120).
Masalah
yang dihadapi adalah sampai ditingkat mana hasil belajar telah dicapai. Sehubungan
dengan hal inilah keberhasilan proses belajar mengajar dibagi atas beberapa
tingkatan atau taraf. Pembagian tingkat hasil
belajar tersebut adalah sebagai berikut:
1) Istimewa
/ maksimal
Pada
tingkatan ini seluruh bahan pelajaran yang diajarkan dapat dikuasai oleh siswa.
2) Baik
Sekali / Optimal
Pada
tingkatan ini sebagian besar (76% s/d 99%) bahan pelajaran yang
diajarkan dapat dikuasai oleh siswa.
3) Baik
/ Minimal
Pada
tingkatan ini bahan pelajaran yang diajarkan hanya (60% s/d 75%) saja dikuasai
siswa.
4) Kurang
Pada
tingkatan ini bahan pelajaran yang diajarkan kurang dari (60%) dikuasai oleh
siswa. (Djamarah, 2002: 121).
Dengan
melihat data yang terdapat dalam formal daya serap siswa dalam pelajaran dan
presensi keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan pengajaran tersebut, dapatlah
diketahui keberhasilan proses belajar mengajar yang telah dilakukan.
c. Prinsip – prinsip Belajar
Dari berbagai prinsip belajar terdapat
beberapa prinsip yang berlaku umum
yang dapat dipakai sebagai dasar dalam upaya pembelajaran. Prinsip-prinsip
tersebut ialah:
1) Belajar
adalah suatu proses aktif dimana terjadi hubungan saling mempengaruhi secara
dinamis antara siswa dan lingkungan.
2) Belajar
yang paling efektif apabila didasari oleh dorongan motivasi yang murni dan
bersumber dari dalam dirinya sendiri.
3) Belajar
memerlukan bimbingan.
4) Cara
belajar yang paling efektif adalah dalam bentuk pemecahan masalah individu
kerja kelompok.
5) Belajar
memerlukan latihan dan ulangan agar apa-apa yang telah dipelajari dapat
dikuasai.
6) Belajar
harus disertai keinginan dan kemauan yang kuat untuk mencapai tujuan/hasil.
7) Belajar dianggap berhasil apabila si pelajar berinteraksi
ke dalam bidang praktek sehari-hari. (Oemar Hamalik,
1990: 28).
d. Evaluasi
Evaluasi
adalah penentuan sampai seberapa jauh sesuatu berharga, bermutu/bernilai
(Winkel, 2004: 53).
Menurut
Suharsimi (2002:3) evaluasi adalah kegiatan mengukur dan menilai. Mengukur adalah
membandingkan sesuatu dengan satu ukuran. Menilai adalah mengambil suatu
keputusan terhadap sesuatu dengan ukuran baik-buruk.
Dari
rumusan tersebut sedikitnya ada tiga aspek yang perlu diperhatikan untuk lebih
memahami apa yang dimaksud dengan evaluasi:
1) Kegiatan
evaluasi merupakan proses yang sistematis. Ini berarti bahwa evaluasi (dalam
pengajaran) merupakan kegiatan yang terencana dan dilakukan secara
berkesinambungan.
2) Didalam
kegiatan evaluasi diperlukan berbagai informasi atau data yang menyangkut objek
yang sedang dievaluasi.
3) Setiap
kegiatan evaluasi khususnya evaluasi pengajaran tidak dapat dilepaskan dari
tujuan pengajaran yang hendak dicapai.Tanpa menentukan atau merumuskan
tujuan-tujuan terlebih dulu, tidak mungkin dapat menilai sejauh mana pencapaian
hasil belajar siswa.
Belum ada Komentar untuk "Pengertian Belajar, Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar, Prinsip – prinsip Belajar dan evaluasi"
Posting Komentar