materi pkk kelas XI semester 2

Kompetensi     Dasar   : 3.6  Memahami gambar kerja untuk pembuatan prototype produk
                                                Barang / jasa               
Alokasi Waktu            :           7 x 45 Menit
No
Kegiatan
Waktu
Tempat
1
Mengkaji secara mandiri
2 x 45 menit
Disekolah
2
Berdiskusi
3 x 45 menit
Disekolah
3
Latihan
2 x 45 menit
Disekolah

KEGIATAN BELAJAR 1

A.         Tujuan Kegiatan Pembelajaran  1
Selama dan setelah mengikuti proses pembelajaran ini peserta didik diharapkan dapat
Ø  Menjelaskan  pengertian Lembar Kerja/ gambar kerja
Ø  Memahami fungsi gambar gambar kerja
Ø  Mengidentifikasi peralatan  yang digunakan dalam membuat lembar kerja / gambar kerja
Ø  Menerapkan langkah langkah pembuatan lembar kerja / gambar kerja
dengan rasa rasa ingin tahu, tanggung jawab, displin selama proses pembelajaran, bersikap jujur, santun, percaya diri dan pantang menyerah, serta memiliki sikap responsif (berpikir kritis) dan pro-aktif (kreatif), serta mampu berkomukasi dan bekerjasama dengan baik.

B.          Uraian Materi

PENGERTIAN GAMBAR KERJA
Banyak cara manusia menyampaikan pemikiran dan maksudnya, baik secara lisan (suara) yang bersifat abstrak maupun lewat sebuah alat atau berupa visual (gambar atau tulisan). Sejak dahulu, gambar sudah dipakai manusia untuk berkomunikasi antara individu yang satu dengan individu yang lain, hingga sekarang cara berkomunikasi dengan gambar ini masih dipakai, bahkan dikembangkan dengan diterapkannya sebagai standar komunikasi orang orang tehnik.
Menurut Suratman pada buku menggambar teknik mesin dengan standar iso di halaman 15, diterbitkan oleh CV. Pustaka Setia di Bandung tahun 2011. Gambar kerja adalah suatu teknik penggambaran yang digunakan untuk menjelaskan secara gamblang persyaratan item yang di rekayasa, aktifitas menggambar mesin menghasilkan dokumen gambar yang berfungsi sebagai bahasa atau media untuk menyampaikan ide, gagasan, atau informasi dari para insinyur yang mendesian suatu produk kepada para pekerja yang akan membuatnya.
Menurut Sujiyanto pada buku menggambar teknik mesin di halaman 7, diterbitkan oleh Kanisus diYogyakarta tahun 2012. Gambar kerja adalah komunikasi utama antara si pembuat gambar atau ide dengan si pelaksana di lapangan, dan gambar harus dipahami oleh kedua belah pihak.
Menurut Ir. Ohan Juhana pada buku menggambar teknik mesin dengan standar iso di halaman 14, diterbitkan oleh CV. Pustaka Setia di Bandung tahun 2011. Gambar teknik adalah gambar yang menitik beratkan pada penyampaian maksud dari pembuat gambar secara obyektif, gambar jenis ini menggunakan simbol-simbol yang dapat diterima secara internasional. Simbol tersebut sudah di rangkumkan dalam sebuah standar yang dapat di terima di seluruh dunia, yaitu standar ISO. Selain itu ada juga standar lain yang di keluarkan oleh suatu Negara.
Berdasarkan teori-teoriri diatas dapat disimpulkan gambar Kerja adalah suatu bahasa yang digunakan oleh designer kepada si pelaksana dilapangan, dengan menggunakan standar-standar internasional dan harus dipahami oleh kedua belah pihak.
http://kewirausahaan.net/wp-content/uploads/2018/03/proses-kerja-pembuatan-prototype-produk-barang-jasa-1024x680.jpg
Gambar kerja adalah gambar yang digunakan sebagai acuan untuk dilaksanakan / dikerjakan dilapangan, gambar kerja harus dibuat sedemikian rupa sehingga mudah / bisa dimengerti didalam pelaksanaan pekerjaannya, biasanya disebut juga dengan shopdrawing , gambar kerja merupakan penyempurnaan dari gambar desain yang telah ada dan  disesuaikan dengan kondisi dan keadaan yang sebenarnya.
Gambar kerja merupakan awal sebuah langkah pekerjaan yang menyangkut konstruksi, meliputi bagian bagian dari sebuah konstruksi secara detail.



FUNGSI GAMBAR KERJA
Semua gambar yang ada pasti memiliki fungsi dan tujuan, walaupun gambar dibuat tanpa dasar apapun , akan tetapi persepsi orang melihatnya pasti akan berbeda beda. Tujuan gambar teknik untuk membuat orang berpikir  satu tujuan, misalnya gambar kerja denah rumah, sudah pasti setiap orangyang melihat akan beranggapan ini adalah langkah awal sebelum menjadi sebuah rumah nyata. Adapun fungsi gambar teknik adalah :
1.             Alat komunikasi
Fungsi gambar yang mendasar adalah sebagai sebuah alat untuk menyatakan maksud atau pemikiran dari seseorang. Oleh karena gambar sering dipakai sebagai alat komunikasi yang pokok dikalangan orang orang tehnik maka gambar disebut sebagai bahasa teknik atau bahasa sarjana teknik

2.             Menyampaikan Informasi
Dalam penyampaian informasi dengan gambar (visual), informasi yang ringkas lengkap dan mudah dimengerti oleh pembaca. Dalam gambar informasi yang ingin diutarakan diberikan dengan lambang lambang tertentu. Oleh karena itu dibuatlah standar lambang lambang yang digunakan secara umum agar semua kalangan mengerti dengan apa yang diutarakan penulis.
Pada permulaan industri perencanaan dan pembuatan gambar teknik dilakukan oleh orang yang sama. Dalam hal ini gambar hanya berarti sebagai konsep dari suatu gagasan sehingga tidak diperlukan aturan aturan dalam gambar tersebut.
Pada permulaan industri , perencanaan dan pembuatan benda teknik dilakukan oleh orang yang sama. Dalam hal ini gambar hanya berarti sebagai konsep dari suatu gagasan . Setelah industri mulai berkembang, perencanaan dan pembuatan benda teknik dilakukan oleh dua orang yang berbeda. Dalam hal ini gambar berfungsi sebagai lat menyampaikan informasi dari pihak perancang (design drafter) kepada pihak pembuat (operator) .
2.             Bahan dokumentasi, penyimpanan
Gambar teknik merupakan dokumen penting dimana data teknis mengenai suatu produk tercantum secara padat. Dengan mendokumentasikan gambar berarti juga mengawetkan dan menyimpan untuk dipergunakan sebagai bahan informasi.
3.             Menuangkan gagasan untuk pengembangan
Konsep abstrak dalam pikiran seorang perancang untuk membuat sebuah bahan teknik dituangkan dalam gambar ( biasanya berupa sketsa) kemudian gambar itu dievaluasi dan dianalisa secara terus menerus sehingga diperoleh yang sempurna.

Contoh penerapan fungsi gambar kerja, misalnya dalam pembuatan rumah pasti anda berkonsultasi dengan arsitek untuk membuat gambar kerja dengan desain yang diingankan. Dengan demikian fungsi gambar kerja dalam pembangunan rumah yaitu sebagai pembantu dalam proses pembangunan karena apa yang akan dilaksanakan telah dengan matang didesain diawal perencanaan, sehingga dapat memberikan analisa tepat segala kemungkinan yang akan terjadi pada saat pelaksanaan sesungguhnya.
Hal hal yang diperlukan dalam membuat gambar kerja antara lain :
a.       Ketepatan (accuracy)
Tidak ada gambar dengan kegunaan maksimal jika gambar tersebut tidak tepat. Pembuat rencana tidak akan mencapai keberhasilan dalam profesinya jika tidak mempunyai kebiasaan tentang ketepatan.
b.      Kecepatan (speed)
Waktu adalah uang dalam industri, dan tidak akan ada permintaan untuk juru gambar atau perencanaan yang lamban. Bagaimana pun kecepatan tidak dapat dicapai dengan ketergesaan, kecepatan adalah suatu hasil sampingan yang tidak terlihat dari kecerdasan dan pekerjaan, berkelanjutan atau kecepatan adalah hasil dari praktik dan berkelanjutan.
c.       Keterbacaan (legibility)
Harus diingat bahwa gambar adalah alat berkomunikasi dengan orang lain, dan bahwa gambar harus jelas dan dapat dibaca untuk mencapai tujuannya dengan lancar. Perhatian harus diberikan kepada hal hal kecil, terutama pada penulisan huruf.
d.      Kebersihan (neatness)
Gambar sebaiknya bersih, karena gambar yang tidak bersih adalah hasil dari cara yang tidak rapi dan tidak hati hati dan tidak akan diterima oleh pemberi kerja.

Dalam membuat gambar kerja sebuah produk, seorang wirausaha memperhatikan hal hal sebagai berikut:
1.      Kemananan produk tersebut
2.      Ergonomis dari produk tersebut
3.      Kemudahan dalam penggunaannya
4.      Kepraktisan saat digunakan dimana saja
5.      Bahan baku yang dibuat
6.      Model atau bentuk yang sesuai masanya

Langkah langkah wirausahawan dalam membuat gambar kerja menjadi produk yang nyata diantaranya :
1.        Mencari ide produk atau gagasan produk yang sesuai dengan pasar
2.        Menetapkan ide atau gagasan
3.        Membuat gambar produk
4.        Membuat prototype produk bisa dari tanah liat atau bahan lunak lain
5.        Menganalisisnya mengenai contoh produk tersebut
6.        Evaluasi jika ada kekurangannya
PERALATAN YANG DIGUNAKAN UNTUK MENGGAMBAR
Berikut ini adalah beberapa peralatan yang sering digunakan untuk membuat gambar. Alat alat ini sering dipakai dalam gambar teknik, adapun untuk membuat gambar kerja produk seorang wirausaha disesuaikan dengan produk apa yang akan dibuat. Adapun peralatan yang digunakan untuk menggambar teknik anatar lain :
1.      Kertas gambar
Kertas yang biasanya digunakan adalah kertas putih yang permukaannya tidak kasar Jenis kertas gambar yang digunakan :
a.       Kertas bagan yaitu kertas gambar putih tebal yang mempunyai garis garis horisontal dan vertikal dengan jarak 10 x 10 mm.Kertas ini berfungsi untuk membuat gambar sementarayang dihasilkan dari hasil pengukuran dengan skala yang bukan sebenarnya.
b.      Kertas putih tebal , digunakan untuk menggambar dengan skala dan ukuran yang sebenarnya
c.       Kertas kalkir, yaitu kertas transparan yang biasa digunakan untuk membuat gambar dengan tinta.
Contoh kertas kalkir :





2.      Pensil gambar
Adalah alat gambar yang paling sering dipakai untuk latihan gambar teknik dasar. Pensil gambar terdiri dari batang pensil dan isi pensil. Terdapat beberapa jenis pensil gambar, sebagai berikut :
a.       Pensil batang
Pada pensil ini anta isi dan batangnya menyatu. Untuk menggunakan pensil ini harus diraut terlebih dahulu. Habisnya isi pensil bersamaan dengan habisnya batang pensil.
b.      Pensil mekanik
Pada pensil ini antara batang dan isi terpisah. Jika isi pensil habis dapat diisi ulang.Batang pensil tetap tidak bisa habis. Pensil mekanik memiliki ukuran berdasarkan diameter mata pensil, misalnya : 0,3 mm, 0,5 mm ,dan 1,0 mm.Hasil gambar untuk gambar pensil mekanik
3.      Penggaris T
Penggaris T terdiri dari dua bagian, bagian mistar panjang dan bagian kepala berupa mistar pendek tanpa ukuran yang bertemu membentuk sudut 900
Contoh  penggaris T
Hasil gambar untuk gambar penggaris T
4.      Penggaris siku
Terdiri dari satu penggaris segitiga bersudut 450 ,900 , 450 dan satu buah penggaris bersudut 300 , 900 , dan 600 . sepasang penggaris segitiga digunakan untuk membuat garis garis sejajar, sudut sudut istimewa, dan garis yang saling tegak lurusHasil gambar untuk gambar penggaris siku

5.      Jangka gambar
Jangka adalah alat gambar yang digunakan untuk membuat lingkaran dengan cara menancapkan salah satu ujung batang pada kertas gambar sebagai pusat lingkaran dan yang lain berfungsi sebagai pensil untuk menggambar garis.




Contoh jangka gambar
Hasil gambar untuk gambar jangka gambar

6.      Mal gambar
Mal digunakan untuk memudahkan dan mengefisienkan waktu dalam pengerjaan gambar dalam bentuk lingkaran lingkaran kecil, elips, segi enam, dan garis garis lengkung lainnya. Mal yang beredar saat ini banyak terbuat dari plastik dan mika bening yang ukurannya dibuat berdasarkan standar.
Hasil gambar untuk gambar mal gambar

7.      Rapido
Adalah alat gambar dengan tinta untuk menggambar pada kertas kalkir. Rapido memiliki bermacam macam ukuran (yang menunjukkan ketebalan garis yang dihasilkan) mulai dari 0,1 mm sampai dengan 2,0 mm. Untuk memudahkan pemilihan pen, maka tiap ukuran ditandai dengan warna tertentu. Contoh rapido berikut ini :
Hasil gambar untuk contoh gambar rapido
8.      Papan dan meja gambar
Papan dan meja gambar harus mempunyai permukaaan yang rata, lurus dan licin agar penggaris T dapat digeser. Ukuran papan gambar yang memadai untuk gambar teknik adalah panjang 1265 mm, lebar 915 dan tebal 30 mm. Meja gambar juga dirancang dengan ukuran sesuai dengan ukuran kertas, seperti ukuran kertas A0 dan A1. Bahan papan gambar terbuat dari urat kayu yang halus dan tidak terlalu keras maupun terlalu lunak. Jenis kayu yang sering digunakan adalah jenis kayu pohon cemara, linde dan pelupir. Berikut contoh meja gambar :
Hasil gambar untuk gambar papan dan meja gambar

Demikianlah peralatan yang sering digunalkan untuk gambar tehnik.

RANGKUMAN
Sejak dahulu, gambar sudah dipakai untuk berkomunikasi antar individu manusia dan sampai sekarang cara berkomunikasi dengan gambar ini masih dipakai, bahkan dikembangkan dengan diterapkannya sebagai standar komunikasi orang orang teknik.
Gambar teknik merupakan alat untuk menyatakan ide atau gagasan ahli teknik yang bisa juga disebut bahasa teknik. Sebagai suatu bahasa, gambar teknik harus dapat menjelaskan keterangan keterangan secara tepat dan obyektif.
Gambar kerja adalah gambar yang digunakan sebagai acuan untuk dilaksanakan sebagai acuan untuk dilaksanakan / dikerjakan dilapangan .
Fungsi gambar kerja :
1.      Sebagai alat komunikasi
2.      Sebagai penyampai informasi
3.      Sebagai bahan dokumentasi, penyimpanan
4.      Menuang gagasan untuk pengembangan
Seorang wirausaha harus mmampumembuat sebuah gambar kerja berupa desain produk yang dibuat sehingga mampu langsung dibuat sesuai dengan harapan wirausaha.
Adapun peralatan yang digunakan untuk gambar tehnik antara lain :
1.      Kertas gambar, berupa kertas bagan, kertas putih tebal,kertas kalkir
2.      Pensil gambar berupa pensil batang, pensil mekanik
3.      Penggaris T
4.      Penggaris siku
5.      Jangka gambar
6.      Mal gambar
7.      Rapido
8.      Papan dan meja gambar

Tugas
1.      Buatlah gambar produk yang lengkap disertai dengan bahan bakunya, ukuran produknya, model produknya , warna produknya secara berurutan.
2.      Presentasikan gambar kerja produk tersebut kedepan kelas untuk memdapat tanggapan dan masukkan.

Tes formatif
Jawablah pertanyaan pertanyaan dibawah ini dengan benar !
1.      Jelaskan apa yang dimaksud dengan gambar kerja produk !
2.      Jelaskan 4 fungsi gambar teknik !
3.      Sebutkan 6 hal yang harus diperhatikan oleh seorang wirausaha dalam membuat gambar kerja produk !
4.      Sebutkan 6 langkah wirausahawan dalam membuat gambar kerja menjadi produk nyata !
5.      Sebutkan peralatan yang digunakan dalam menggambar teknik !

Lembar  kerja
Untuk melakukan kegiatan gambar kerja produk, ada beberapa alat yang diperlukan oleh peserta didik, yaitu :
No
Alat bahan
Keterangan
1
Kertas gambar
Untuk membuat gambar kerja produk secara manual
2
Pensil
3
Spidol

BAB  III
EVALUASI

A.Kognitif skill
Soal pilihan ganda
Berilah tanda silang ( x) huruf a, b, c, d atau e pada jawaban yang benar !
1.      Yang digunakan sebagai acuan untuk dilaksanakan / dikerjakan dilapangan adalah...
a.       Gambar kerja
b.      Gambar desain
c.       Gambar sketsa
d.      Gambar model
e.       Gambar acuan
2.      Gambar kerja adalah komunikasi antara si pembuat gambar atau ide dengan si pelaksana dilapangan , dan gambar harus dipahami oleh kedua belah pihak, merupakan pengertian gambar kerja menurut....
a.       Ir Ohan Juhana
b.      Suliana
c.       Suratman
d.      Susanto
e.       Kamus besar bahasa Indonesia
3.      Merupakan dokumen penting dimana data teknis mengenai suatu produk tercantum secara padat , juga bisa disimpan untuk dipergunakan sebagai bahan informasi, merupakan salah satu fungsi gambar kerja  yaitu...
a.       Sebagai alat komunikasi
b.      Menyampaikan informasi
c.       Bahan dokumentasi dan penyimpanan
d.      Menuangkan gagasan untuk pengembangan
e.       Sebagai alat untuk menyalurkan ide/ gagasan
4.      Konsep abstrak dalam pikiran seorang perancang untuk membuat sebuah bahan teknik dituangkan kedalam bentuk gambar ( biasanya berupa sketsa ) . kemudian gambar itu devaluasi dan dianalisa secara terus menerus sehingga diperoleh yang sempurna, merupakan salah satu fungsi gambar kerja , yaitu....
a.       Sebagai alat komunikasi
b.      Menyampaikan informasi
c.       Bahan dokumentasi dan penyimpanan
d.      Menuangkan gagasan untuk pengembangan
e.       Sebagai alat untuk menyalurkan ide / gagasan
5.      Dalam membuat gambar kerja sebuah produk, seorang wirausaha harus memperhatikan hal hal dibawah ini, kecuali...
a.       Keamanan produk
b.      Ergonomis
c.       Kemudahan dalam penggunaan
d.      Kepraktisan saat digunakan
e.       Mencari ide produk atau gagasan produk yang sesuai dengan pasar
6.      Waktu adalah uang dalam industri, dan tidak akan ada permintaan untuk juru gambar atau perencana yang lamban, hal ini merupakan salah satu hal yang perlu diperhatikan dalam mencapai sasaran dalam menggambar yaitu :
a.       Ketepatan (accuracy)
b.      Kecepatan (speed)
c.       Keterbacaan (legibility)
d.      Kebersihan (neatness)
e.       Sesuai standar
7.      Harus diingat bahwa gambar adalah alat berkomunikasi dengan orang lain, dan bahwa gambar harus jelas dan dapat dibaca untuk mencapai tujuannya dengan lancar. Perhatian harus diberikan kepada hal hal kecil, terutama pada penulisan huruf, hal ini merupakan salah satu hal yang perlu diperhatikan  dalam mencapai sasaran dalam menggambar yaitu...
a.       Ketepatan (accuracy)
b.      Kecepatan (speed)
c.       Keterbacaan (legibility)
d.      Kebersihan (neatness)
e.       Sesuai standar
8.      Berikut merupakan peralatan dan perlengkapan yang digunakan untuk menggambar, kecuali...
a.       Pensil
b.      Rapido
c.       Amplop
d.      Kertas
e.       Jangka
9.      Alat gambar yang digunakan untuk membuat lingkaran dengan cara menancapkan salah satu ujung batang pada kertas gambar sebagai pusat lingkaran dan yang lain berfungsi sebagai pensil untuk menggambar garis adalah...
a.       Pensil
b.      Rapido
c.       Penggaris siku
d.      Kertas kalkir
e.       Jangka
10.  Kertas transparan yang biasa digunakan untuk membuat gambar dengan tinta, yaitu...
a.       Kertas putih
b.      Kertas gambar
c.       Kertas bagan
d.      Kertas kalkir
e.       Kertas putih tebal




















KOMPETENSI DASAR
3.7       Menganalisis biaya produksi prototype produk barang/jasa
4.7       Menghitung biaya produksi prototype produk barang/jasa

A.           PENGERTIAN BIAYA
Untuk memahami arti biaya, seseorang harus memahami proses yang digunakan dalam menentukan biaya. Memperbaiki penentuan biaya akan merupakan faktor kunci dalam pengembangan dalam bidang manajemen biaya.
1.      Biaya
Biaya adalah kas atau nilai yang setara kas yang dikorbankan untuk produk yang diharapkan dapat membawa keuntungan masa kini dan masa yang akan datang bagi organisasi. Disebut “setara dengan kas” karena asset non-kas dapat ditukar dengan produk yang diinginkan. Biaya dikeluarkan untuk menghasilkan manfaat dalam bentuk pendapatan di masa kini maupun di masa datang.  Dengan demikian biaya digunakan untuk menghasilkan manfaat pendapatan disebut beban. Oleh karenanya Setiap periode, beban tersebut dikurangkan dari pendapatan pada laporan Laba Rugi. Kerugian adalah biaya yang kedaluarsa tanpa menghasilkan manfaat pendapatan pada satu periode. Misalnya Persediaan yang rusak akibat kebakaran dan tidak diasuransikan dapat diklasifikasikan sebagai kerugian dalam Laporan Laba Rugi. Sementara Biaya yang tidak kedaluarsa dalam suatu periode tertentu dikelompokkan sebagai aktiva dan muncul pada Neraca.  Misalnya Mesin dan komputer adalah contoh aktiva yang berumur lebih dari satu periode. Prinsip utama dalam pembedaan antara biaya sebagai beban atau sebagai aktiva adalah soal penentuan waktu, yakni apakah biaya tersebut digunakan dalam satu periode atau lebih dari satu periode.
2.      Obyek Biaya
Obyek biaya adalah segala hal seperti produk, pelanggan, departemen, proyek, kegiatan dan yang lain dimana biaya-biaya diukur dan dibebankan.
Misalnya, bila ingin menentukan berapa biaya untuk membuat pisang goreng, maka obyek biaya adalah pisang goreng. Bila ingin menentukan biaya operasi sebuah program studi dalam sebuah Universitas maka obyek biaya adalah program studi. Bila tujuannya adalah menentukan biaya proyek pengembangan produk maka obyek biaya adalah proyek pengembangan produk baru.
Kegiatan
Kegiatan adalah suatu unit dasar dari kerja yang dilakukan dalam suatu organisasi. Definisi lain dari kegiatan adalah keseluruhan tindakan dalam organisasi yang berguna bagi manajer untuk maksud perencanaan, pengendalian dan pengambilan keputusan. Pada masa sekarang, kegiatan telah menjadi isu utama sebagai obyek biaya yang penting.. Kegiatan memainkan peran penting dalam proses pembebanan biaya pada obyek biaya yang lain. Contoh kegiatan yang semacam itu antara lain memelihara peralatan, merancang produk, menagih pelanggan dll. Kegiatan dijelaskan oleh kata kerja tindakan dan obyek yang menerima tindakan. Misal kegiatan merancang produk maka kata kerja tindakannya adalah ”merancang” dan obyek yang menerima adalah ”produk”.

B.            BIAYA PRODUK BERWUJUD DAN JASA
Keluaran organisasi setidaknya ada satu dari dua jenis yang mewakili obyek biaya, yakni produk berwujud dan jasa. Produk berwujud adalah barang yang diproduksi dengan mengubah bahan baku melalui penggunaan bahan, tenaga kerja dan masukan lain. Organisasi yang memproduksi produk berwujud disebut organisasi pemanufakturan. Jasa adalah tugas atau kegiatan yang dilakukan untuk pelanggan atau kegiatan yang dilakukan pelanggan dengan menggunakan produk atau fasilitas organisasi. Jasa juga diproduksi dengan menggunakan bahan baku, tenaga kerja dan masukan lain. Organisasi yang memproduksi barang tak berwujud disebut organisasi jasa.
Ada tiga dimensi perbedaan antara produk berwujud dan jasa, yakni:
1.      Tidak berwujud artinya bahwa pembeli jasa tidak dapat melihat, merasakan, mendengar, atau mencicipi jasa sebelum dibeli. Hal sebaliknya adalah produk berwujud.
2.      Tidak tahan lama. Tidak tahan lama berarti bahwa jasa tidak dapat disimpan.
3.      Tidak terpisahkan. Artinya, produsen jasa dan pembeli jasa biasanya harus berada dalam hubungan langsung agar terjadi pertukaran. Akibatnya jasa sering kali tidak dapat dipisahkan dari produsennya.
Berikut aspek Barang dan Jasa dalam kaitannya dengan manajemen biaya.
Aspek
Sifat Tujuan
Dampak Pada Akuntansi Manajemen
Ketidakberwujudan
·    Jasa tidak dapat disimpan
·    Tidak ada perlindungan hak paten
·    Tidak dapat menampilkan atau mengkomunikasikan jasa
·    Harga sulit ditetapkan
1.      Tidak ada persediaan
2.      Tuntutan terhadap pembebanan biaya yang akurat
3.      Kode etik yang ketat
Perishability
·    Manfaat jasa cepat kedaluarsa
·    Jasa sering kali berulang untuk satu pelanggan
 Memerlukan standard dan konsistensi mutu yang tinggi
Inseparibility
·    Pelanggan terlibat langsung pada produksi jasa
·    Produksi massal jasa yang tersentralisasi sulit dilakukan
1.      Biaya ditentukan sesuai dengan jenis pelanggan
2.      Menuntut pengukuran dan pengendalian mutu untuk mempertahankan konsistensi
Heterogenitas
·    Dimungkinkan variasi yang luas pada produk jasa
1.      Pengukuran produktivitas dan mutu serta pengendalian harus dilakukan terus menerus
2.      Manajemen mutu total adalah penting

Baik organisasi yang memproduksi produk berwujud maupun yang tidak berwujud berkepentingan untuk mengetahui berapa biaya produk per unit untuk sejumlah kepentingan misalnya penetapan harga, desain produk dll.

BIAYA PRODUK
Biaya produk adalah pembebanan biaya yang memenuhi tujuan manajerial yang telah ditetapkan. Dengan demikian biaya produk bergantung pada tujuan manajerial yang hendak dicapai. Artinya biaya yang berbeda untuk tujuan yang berbeda. Misalnya metode pembebanan biaya alokasi untuk tujuan pelaporan keuangan, sedang metode penelusuran langsung dan penelusuran pendorong/ penggerak ditujukan untuk menyediakan pembebanan biaya produk individu yang akurat yang diperlukan untuk perencanaan manajerial dan pengambilan keputusan. Yang perlu diingat adalah bahwa penggunaan perhitungan harga pokok yang lebih banyak dari yang diperlukan akan dapat menimbulkan kebingungan terutama bagi manajer non-keuangan dan dapat mengurangi kredibilitas sistem informasi manajemen biaya.

BIAYA PRODUKSI DAN BIAYA NON PRODUKSI
Salah satu tujuan utama sistem manajemen biaya adalah perhitungan harga pokok produk untuk kepentingan pelaporan keuangan eksternal. Oleh karenanya, kesepakatan eksternal mengharuskan biaya diklasifikasikan berdasarkan funsionalnya yakni biaya produksi dan biaya non produksi. Biaya produksi adalah biaya yang berhubungan dengan produksi barang atau penyediaan jasa. Biaya non produksi adalah biaya yang berhubungan dengan fungsi penjualan dan administrasi. Untuk produksi barang berwujud, biaya produksi dan biaya non produksi sering mengacu pada istilah biaya manufaktur dan biaya non manufaktur.

 BIAYA PRODUKSI
Biaya produksi selanjutnya diklasifikasikan menjadi tiga elemen yakni biaya bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead. Tiga elemen biaya tersebut lah yang dapat dibebankan pada produk untuk kepentingan laporan keuangan eksternal.

Biaya Bahan Baku Langsung
Biaya Bahan Baku Langsung adalah biaya bahan baku yang dapat ditelusuri pada barang dan jasa yang dihasilkan. Biaya dari bahan-bahan kategori ini dapat secara langsung dikenakan pada produk karena pengamatan secara fisik dapat digunakan untuk mengukur jumlah yang dikonsumsi oleh tiap produk.. Contoh Bahan baku langsung antara lain. Tepung terigu pada roti, pisang pada pisang goreng. Kain kafan untuk jasa penguburan, kawat untuk koreksi gigi, dll.

Biaya Tenaga Kerja Langsung
Biaya  tenaga kerja langsung adalah biaya tenaga kerja yang dapat ditelusuri pada barang atau penyediaan jasa yang dihasilkan. Pengamatan fisik dapat digunakan untuk mengukur jumlah tenaga kerja yang digunakan untuk memproduksi barang berwujud atau penyediaan jasa.. Contoh dari tenaga kerja langsung ini misalnya, juru masak pada rumah makan, juru parkir pada pelayanan parkir, teller pada bank, sopir pada transjogja dll.

 Biaya Overhead
Biaya Overhead adalah semua biaya produksi selain bahan baku langsung dan tenaga kerja langsung. Banyak masukan yang diperlukan untuk memproduksi barang atau penyediaan jasa selain bahan baku langsung dan tenaga kerja langsung. Perlu diingat dari komponen biaya tenaga kerja langsung, hanya biaya lembur yang dikategorikan dalam biaya overhead.

BIAYA NON PRODUKSI
Biaya Penjualan dan Administrasi
Biaya Penjualan adalah biaya-biaya yang diperlukan untuk memasarkan dan mendistribusikan barang atau ajasa. Biaya tersebut sering mengacu pada biaya mendapatkan pesanan/ pelanggan dan memenuhi pesanan/ pelanggan. Misalnya gaji tenaga penjual, iklan, pergudangan, pelayanan, pengiriman dll. Biaya Administrasi adalah semua biaya yang berhubungan dengan administrasi umum organisasi yang tidak dapat diestimasi secara tepat baik untuk pemasaran ataupun produksi.  Contoh biaya administrasi adalah gaji manajemen puncak, biaya administrasi, pencetakan laporan tahunan, akuntansi umum, penelitian dan pengembangan dll. Biaya Penjualan/ pemasaran dan Administrasi adalah biaya yang tidak dapat disimpan atau disebut biaya periode. Biaya periode yang tidak dapat disimpan dibebankan pada periode dimana biaya tersebut terjadi. Oleh karena itu tidak satupun dari biaya ini tampak sebagai persediaan yang dilaporkan pada nareca.

BIAYA UTAMA DAN KONVERSI
Biaya utama adalah penjumlahan biaya bahan baku langsung dan biaya tenaga kerja langsung. Sedang biaya konversi adalah penjumlahan biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead. Untuk perusahaan manufaktur biaya konversi diartikan sebagai biaya mengubah bahan baku menjadi produk akhir. (Hendra Poerwanto G)

ANALISA BIAYA PRODUKSI
Sebagai seorang Enterpleneur haruslah tau cara menghitung biaya produksi untuk mengetahui laba/ rugi suatu perusahaan (usaha yang dilakukan), roda produksi perusahaan setiap harinya memproduksi barang dan jasa yang dinikmati konsumen. Semua perusahaan mulai dari perusahaan raksasa multinasional hingga kepedagang kaki lima mengeluarkan biaya agar bisa menyediakan barang dan jasa yang dapat dimanfaatkan konsumen. Biaya peluang (opportunity cost) adalah pengorbanan yang dilakukan seseorang karena mengambil sebuah pilihan.

Biaya tetap (FC)
Biaya yang jumlahnya tidak berubah ketika kuantitas output berubah. Biaya ini akan tetap ada walaupun perusahaan tidak melakukan produksi. Yang termasuk biaya ini Sewa ruangan took, gaji pegawai, dan penyusutan mesin-mesin.


Biaya Variable (VC)
Merupakan biaya yang jumlahnya berubah ketika jumlah barang yang diproduksi berubah. Yang tergolong biaya variable adalah biaya pembelian bahan mentah atau bahan dasar yang digunakan untuk prosuksi.

Biaya Total (TC)
Merupakan seluruh biaya atau pengeluaran yang dibayar perusahaan untuk membeli berbagai input (barang atau jasa) untuk keperluan produksi.
RUMUS :
BIAYA TOTAL = BIAYA TETAP + BIAYA VARIABLE
TC  = FC + VC
NB :
Biaya tetap :
Berapapun jumlah barang yang diproduksi, jumlah biaya tetap sama.
Biaya Variable :
Jumlah biaya berubah-ubah besarnya tergantung pada kualitas produksi.

Contoh Kasus Menghitung Harga Pokok Produksi:
CV GM memproduksi 2 (dua) macam barang yakni barang A dan B. Dari Budget Produksi, diperoleh data tentang rencana produksi sebagai berikut:
http://kewirausahaan.net/wp-content/uploads/2018/06/menghitung-harga-pokok-produksi-01-300x66.jpg
Terdapat 2 (dua) bagian produksi, yakni bagian produksi I, dan II, serta I (satu) bagian jasa /pembantu, yakni bagian Reparasi. Bagian Produksi I hanya dilalui oleh barang A, sedangkan bagian Produksi II dilalui oleh kedua macam barang (A dan B). Satuan kegiatan masing-masing bagian adalah sebagai berikut:
http://kewirausahaan.net/wp-content/uploads/2018/06/menghitung-harga-pokok-produksi-02-300x75.jpg
Angka standar pada bagian Reparasi:
http://kewirausahaan.net/wp-content/uploads/2018/06/menghitung-harga-pokok-produksi-03-300x58.jpg
Biaya overhead yang akan timbul pada masing-masing bagian diperkirakan sebagai berikut:
http://kewirausahaan.net/wp-content/uploads/2018/06/menghitung-harga-pokok-produksi-04-300x71.jpg
Dari anggaran bahan mentah diperoleh data tentang rencana biaya bahan mentah untuk masing-masing jenis barang sebagai berikut:
http://kewirausahaan.net/wp-content/uploads/2018/06/menghitung-harga-pokok-produksi-05-300x66.jpg
Sedangkan dari Anggaran biaya tenaga kerja diperoleh data tertentu rencana biaya tenaga kerja langsung untuk masing-masing jenis barang sebagai berikut:
http://kewirausahaan.net/wp-content/uploads/2018/06/menghitung-harga-pokok-produksi-06-2-300x62.jpg
Dengan data-data yang tersedia di atas hitunglah harga pokok produksi (cost of goods manufactured) masing-masing barang!


JAWAB!
Langkah 1. Menghitung Tingkat Kegiatan
Terlebih dahulu dihitung tingkat kegiatan masing-masing bagian (baik bagian produksi maupun bagian jasa/pembantu) sebagai berikut:
tingkat kegiatan masing-masing bagian adalah:
Bagian Produksi I    = 7.000 unit barang A
Bagian Produksi II    = 40.000 DMH
Bagian Reparasi    = 4.200 DRH
Dengan demikian dapat ditabulasikan sbb:
http://kewirausahaan.net/wp-content/uploads/2018/06/menghitung-harga-pokok-produksi-07-300x112.jpg
Langkah 2: Menghitung Tarif BOP
Setelah itu kemudian diadakan perhitungan tarif biaya overhead (overhead rate) bagi masing-masing bagian produksi sebagai berikut:
http://kewirausahaan.net/wp-content/uploads/2018/06/menghitung-harga-pokok-produksi-08-239x300.jpg
Keterangan:
1)      Rp 28.000,00 / 7.000 unit = Rp 4,00 per unit
2)      Rp20.000,00 / 40.000 DMH = Rp 0,50 per DMH
 Tingkat kegiatan dalam suatu perusahaan harus dinyatakan dalam satuan kegiatan (activity base), misalnya :
·Jam mesin langsung (Direct machine hour/ DMH)
·Jam Kerja Langsung (Direct labor hour/ DLH)
·Jam Reparasi Langsung (Direct Repair Hour/ DRH)
·Kilo Watt per Jam (Kilo Watt per hour)

Materi 8 : Menerapkan Proses Kerja Pembuatan Prototype Produk Barang/Jasa

A.    Tujuan Kegiatan Pembelajaran
Setelah selesai mempelajari modul ini siswa diharapkan:
1.  Model Prototype
2.  Tujuan Prototype
3.  Tahapan pembuatan prototype
4.  Keunggulan dan Kelemahan metode prototype
B.    Uraian Materi
Dalam pembuatan software, dikenal beberapa metode untuk membuat software yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan user yang memerlukan software tersebut. Pada kesempatan kali ini, saya akan membahas salah satu metode pembuatan software yang dimana baru-baru ini saya dan kelompok saya bahas dikampus untuk menyelesaikan tugas mata kuliah rekayasa perangkat lunak yaitu model prototype(Prototyping Model)
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEghBFwjwHDkhLvqUUKLhYyPvwuAjbcLqMiMpTeK7m-XZcAsRkdZGzsZKijrX0FVB51q4qhqvbq-_7ZQYchtr-ex5fwkHlqnI7R4Ss6kw99WkNjd6M09RNqjmdUoUpw0PTwmm-mjqVgu8Q/s320/Gambar+81.jpg

Gambar 8.1 Siklus Proses Pembuatan Prototype


Sebelum memasuki lebih mendalam mengenai pembuatan software menggunakan metode prototype, kita harus terlebih dahulu mengetahui apa yang dimaksud dengan prototype itu sendiri. Prototype adalah model atau simulasi dari semua aspek produk sesungguhnya yang akan dikembangkan yang dimana model tersebut harus representative dari produk akhirnya. Setelah mengetahui arti prototype mungkin masih menganjal dibenak kita bagaimana sih software itu terbentuk menggunakan metode prototype? Apakah model prototype lebih bagus digunakan daripada model lain? Apakah resiko-resiko dari penggunaan model tersebut? Dan mungkin masih banyak pertanyaan lain yang akan muncul. Oleh sebab itu, pada postingan kali ini saya sendiri akan menjelaskan lebih lanjut mengenai pembuatan software dengan menggunakan metode prototype tersebut.
1.     Model Prototype
Menurut saya sendiri prototyping model adalah suatu proses pembuatan software yang yang bersifat berulang dan dengan perencanaan yang cepat yang dimana terdapat umpan balik yang memungkinkan terjadinya perulangan dan perbaikan software sampai dengan software tersebut memenuhi kebutuhan dari si pengguna. Sedangkan dari beberapa referensi yang saya temukan, prototyping model adalah salah satu model sederhana pembuatan software yang dimana mengijinkan pengguna memiliki suatu gambaran awal/dasar tentang program serta melakukan oengujian awal yang didasarkan pada konsep model kerja(working model).
2.     Tujuan Prototype
Prototyping model sendiri mempunyai tujuan yaitu mengembangkan model awal software menjadi sebuah sistem yang final.
Proses-prosesnya? Proses-proses dalam model prototyping yaitu:
a.     Komunikasi terlebih dahulu yang dilakukan antara pelanggan dengan tim pemgembang perangkat lunak mengenai spesifikasi kebutuhan yang diinginkan
b.     Akan dilakukan perencanaan dan pemodelan secara cepat berupa rancangan cepat(quick design) dan kemudian akan memulai konstruksi pembuatan prototype
c.     Prototipe kemudian akan diserahkan kepada para stakeholder untuk dilakukan evaluasi lebih lanjut sebelum diserahkan kepada para pembuat software
d.     Pembuatan software sesuai dengan prototype yang telah dievaluasi yang kemudian akan diserahkan kepada pelanggan
e.     Jika belum memenuhi kebutuhan dari pelanggan maka akan kembali ke proses awal sampai dengan kebutuhan dari pelanggan telah terpenuhi
Sedangkan proses-proses dalam model prototyping secara umum adalah sebagai berikut:
a.    Pengumpulan kebutuhan
Developer dan klien akan bertemu terlebih dahulu dan kemudian menentukan tujuan umum, kebutuhan yang diketahui dan gambaran bagian-bagian yang akan dibutuhkan berikutnya
b.   Perancangan
Perancangan dilakukan dengan cepat dan rancangan tersebut mewakili semua aspek software yang diketahui, dan rancangan ini menjadi dasar pembuatan prototype
c.    Evaluasi Prototype 
Klien akan mengevaluasi prototype yang dibuat dan digunakan untuk memperjelas kebutuhan software.
3.     Tahapan pembuatan prototype
Selain itu, untuk memodelkan sebuah perangkat lunak dibutuhkan beberapa tahapan di dalam proses pengembangannya. Tahapan inilah yang akan menentukan keberhasilan dari sebuah softwareitu .Pengembang perangkat lunak harus memperhatikan tahapan dalam metode prototyping agar software finalnya dapat diterima oleh penggunanya. Dan tahapan-tahapan dalam prototyping tersebut adalah sebagai berikut :
a.    Pengumpulan kebutuhan 
Pelanggan dan pengembang bersama-sama mendefinisikan format dan kebutuhan kesseluruhan perangkat lunak, mengidentifikasikan semua kebutuhan, dan garis besar sistem yang akan dibuat.
b.   Membangun prototyping
Membangun prototyping dengan membuat perancangan sementara yang berpusat pada penyajian kepada pelanggan (misalnya dengan membuat input dan contoh outputnya).
c.    Evaluasi protoptyping
Evaluasi ini dilakukan oleh pelanggan apakah prototyping yang sudah dibangun sudah sesuai dengan keinginan pelanggan. Jika sudah sesuai maka langkah keempat akan diambil. Jika tidak, maka prototyping diperbaiki dengan mengulang langkah a, b , dan c.
d.   Mengkodekan system
Dalam tahap ini prototyping yang sudah disepakati diterjemahkan ke dalam bahasa pemrograman yang sesuai.
e.    Menguji system
Setelah sistem sudah menjadi suatu perangkat lunak yang siap pakai, harus dites dahulu sebelum digunakan. Pengujian ini dilakukan dengan White Box, Black Box, Basis Path, pengujian arsitektur dan lain-lain.
f.     Evaluasi Sistem
Pelanggan mengevaluasi apakah sistem yang sudah jadi sudah sesuai dengan yang diharapkan . Jika sudah, maka langkah ketujuh dilakukan, jika belum maka mengulangi langkah d dan f.
g.    Menggunakan system
Perangkat lunak yang telah diuji dan diterima pelanggan siap untuk digunakan
4.     Keunggulan dan Kelemahan metode prototype
Keunggulan prototyping :
a.     Komunikasi akan terjalin baik antara pengembang dan pelanggan.
b.     Pengembang dapat bekerja lebih baik dalam menentukan kebutuhan setiap pelanggannya.
c.     Pelanggan berperan aktif dalam proses pengembangan sistem.
d.     Lebih menghemat waktu dalam pengembangan sistem.
e.     Penerapan menjadi lebih mudah karena pemakai mengetahui apa yang diharapkannya
Kelemahan prototyping : 
a.    Pelanggan kadang tidak melihat atau menyadari bahwa perangkat lunak yang ada belum mencantumkan kualitas perangkat lunak secara keseluruhan dan juga belum memikirkan kemampuan pemeliharaan untuk jangka waktu lama.
b.   Pengembang biasanya ingin cepat menyelesaikan proyek sehingga menggunakan algoritma dan bahasa pemrograman yang sederhana untuk membuat prototyping lebih cepat selesai tanpa memikirkan lebih lanjut bahwa program tersebut hanya merupakan sebuah kerangka kerja(blueprint) dari sistem .
c.    Hubungan pelanggan dengan komputer yang disediakan mungkin tidak mencerminkan teknik perancangan yang baik dan benar.
Dalam setiap metode mempunyai kelebihan maupun kekurangan, namun kekurangan tersebut dapat diminimalisir yaitu dengan mengetahui kunci dari model prototype tersebut. Kunci agar model prototype ini berhasil dengan baik adalah dengan mendefinisikan aturan-aturan main pada saat awal, yaitu pelanggan dan pengembang harus setuju bahwa prototype dibangun untuk mendefinisikan kebutuhan.
C.    Petunjuk Praktikum
1.   Judul : Membuat Prototype Produk Barang dan Jasa.
2.   Tugas Masalah
a. Menyelesaikan pembuatan prototype di sekolah.
b. Mengkonsultasikan setiap kesulitan kepada expert yang juga memposisikan sebagai calon konsumen.
3.   Prinsip Teori
a.  Tujuan prototype adalah mencari rencana dan pemodelan dengan cepat (quick desain) dan menemukan kekurangan yang dapat diperbaiki sebelum dipruduksi masal.
b. Tahapan pembuatan prototype dimulai dari pengumpulan bahan dan selanjutnya menyelesaikannya, mengevaluasi, dan mengujinya.
4.   Kegiatan Praktikum
a. Bagi siswa yang memproduksi barang, langkah penyelesaian produk dilakukan dalam kelas.
b. Bagi siswa yang memproduksi produk multimedia, langkah perakitannya dilakukan di laboratorium komputer.
5.   Diskusi dan buatkan laporan progres pencapaian tahapan pembuatan prototype ke guru pembimbing dalam setiap session.
6.   Diakhir praktikum dilakukan test

Materi 9 : Menentukan Pengujian Kesesuaian Fungsi Prototype Produk Barang/Jasa
A.    Tujuan Kegiatan Pembelajaran
Setelah selesai mempelajari modul ini siswa diharapkan:
1.  Tahapan Teknis Prototype Produk
2.  Pengujian Sistem
3.  Proses Pengujian Prototype
B.    Uraian Materi
1.   Tahapan Teknis Prototype Produk
Prototipe produk (purwa–rupa produk) adalah bentuk dasar dari sebuah produk merupakan tahapan yang sangat penting dalam rencana pembuatan produk karena menyangkut keunggulan produk yang akan menentukan kemajuan suatu usaha di masa mendatang. Dikatakan sebagai tahapan yang sangat penting karena prototipe dibuat untuk diserahkan pada pelanggan (lead–user) agar pelanggan dapat mencoba kinerja prototipe tersebut. Selanjutnya jika pelanggan memiliki komplain ataupun masukan mengenai protipe tersebut maka industri mendokumentasikannya untuk proses perbaikan prototipe tersebut. Sehingga menciptakan suatu sistem inovasi produk yang dibangun bersama-sama antara industri dan pelanggan sebagai upaya pemenuhan kepuasan pelanggan (customers).
Sebagai bentuk dasar produk, prototipe memiliki bagian yang ukuran dan bahan sama seperti jenis produk yang akan dibuat tetapi tidak harus difabrikasi dengan proses sebenarnya ditujukan untuk pengetesan untuk menentukan apakah produk bekerja sesuai desain yang diinginkan dan apakah produk memuaskan kebutuhan pelanggan. Prototipe seperti ini disebut alphaprototype ada juga yang disebut beta prototype yang dibuat dengan bagian yang disuplai oleh proses produksi sebenarnya, tetapi tidak rakit dengan proses akhir ditujukan untuk menjawab pertanyaan akan performance dan ketahanan uji untuk menemukan perubahan yang perlu pada produk final.
Berikut tahapan prototype:
a.  Pendefinisian produk: merupakan penerjemahan konsep teknikal yang berhubungan dengan kebutuhan dan perilaku konsumen kedalam bentuk perancangan termasuk aspek hukum produk dan aspek hukum yang melibatkan keamanan dan perlindungan terhadap konsumen.
b.  Working model: dibuat tidak harus mempresentasikan fungsi produk secara keseluruhan dan dibuat pada skala yang seperlunya saja untuk membuktikan konsep dari pembuatan produk dan menemukan hal-hal yang tidak sesuai dengan konsep yang telah dibuat. Working model juga dibangun untuk menguji parameter fungsional dan membantu perancangan prototipe rekayasa.
c.    Prototipe rekayasa (engineering prototype): dibuat seperti halnyaworking model namun mengalami perubahan tingkat kompleksitas maupun superioritas dari working model, dibangun mencapai tingkat kualitas teknis tertentu agar dapat diteruskan menjadi prototipe produksi atau untuk dilanjutkan pada tahapan produksi.
Prototipe rekayasa ini dibuat untuk keperluan pengujian kinerja operasional dan kebutuhan rancangan sistem produksi.
d. Prototipe produksi (production prototype): bentuk yang dirancang dengan seluruh fungsi operasional untuk menentukan kebutuhan dan metode produksi dibangun pada skala sesungguhnya dan dapat menghasilkan data kinerja dan daya tahan produk dan part-nya.
e.    Qualified production item: dibuat dalam skala penuh berfungsi secara penuh dan diproduksi pada tahap awal dalam jumlah kecil untuk memastikan produk memenuhi segala bentuk standar maupun peraturan yang diberlakukan terhadap produk tersebut biasanya untuk diuji-cobakan kepada umum.
Untuk mematangkan produk yang hendak diproduksi secara komersil, maka produk perlu memasuki pasar untuk melihat ancaman-ancaman produk yang terjadi; misal: keamananan, regulasi, tanggung jawab, ketahanan dan kerusakan (wear–and–tear), pelanggaran, siklus break even dan polusi, dan konsekuensinya diperlukan peningkatan program pemasaran.
f.     Model: merupakan alat peraga yang mirip produk yang akan dibangun (look–like–models). Secara jelas menggambarkan bentuk dan penampilan produk baik dengan skala yang diperbesar, 1:1, atau diperkecil untuk memastikan produk yang akan dibangun sesuai dengan lingkungan produk maupun lingkungan user.
Prototipe adalah bentuk efektif dalam mengkomunikasikan konsep produk namun jangan sampai menyerupai bentuk produk sebenarnya karena mengandung resiko responden akan menyamakannya dengan produk akhir.

2.   Pengujian Sistem
Paket prototype diuji secara sistem, diimplementasikan, dievaluasi dan dimodifikasi berulang ulang hingga dapat diterima pemakainya (O’Brien, 200$). Pengujian sistem bertujuan menemukan kesalahan-kesalahan yang terjadi pada sistem dan melakukan revisi sistem. Tahap ini penting untuk memastikan bahwa sistem bebas dari kesalahan (Mulyanto, 2009). Menurut Sommerville (2001) pengujian sistem terdiri dari :
a.    Pengujian unit untuk menguji komponen indi1idual secara independen tanpa komponen sistem yang lain untuk menjamin sistem operasi yang benar.
b.   Pengujian modul yang terdiri dari komponen yang saling berhubungan.
c. Pengujian sub sistem yang terdiri dari beberapa modul yang telah diintegrasikan.
d.   Pengujian sistem untuk menemukan kesalahan yang diakibatkan dari interaksi antara subsistem dengan interfacenya serta memvalidasi persyaratan fungsional dan non fungsional.
e.    Pengujian penerimaan dengan data yang di entry oleh pemakai dan bukan uji data simulasi.
f.     Dokumentasi berupa pencatatan terhadap setiap langkah pekerjaan dari awal sampai akhir pembuatan program.
Setelah prototipe diterima maka pada tahap ini merupakan implementasi sistem yang siap dioperasikan dan selanjutnya terjadi proses pembelajaran terhadap sistem baru dan membandingkannya dengan sistem lama, evaluasi secara teknis dan operasional serta interaksi pengguna, sistem dan teknologi informasi.

3.   Proses Pengujian Prototype
Ada empat kegiatan dalam kegiatan pengujian prototype yaitu :
a.  Technical Testitng dengan cara membuat prototype yang merupakan perkiraan produk akhir. Pengujian atas kinerja prototype dapat menghasilkan informasi penting tentang usia panjang produk, tingkat keusangan produk, masalah yang timbul dari pemakaian atau konsumsi yang tidak seharusnya, potensi kerusakan yang memerlukan penggantian, dan jadwal pemeliharaan yang tepat. Jenis informasi tersenut mempunyai dampak biaya terhadap pemasaran produk.
b.   Pengujian Preferensi dan Kepuasan (Preference and Satisfaction) untuk menetapkan elemen yang dirancang dalam rencana pemasaran serta membuat tafsiran penjualan awal produk. Ada dua cara utama yang dibutuhkan dalam pengujian ini yaitu :
1)  Meminta konsumen untuk menggunakan produk selama jangka waktu tertentu, kemudian diminta menjawab beberapa pertanyaan berhubungan dengan preferensi dan kepuasan mereka.
2) Blind test dengan sedemikian rupa sehingga konsumen dapat membandingkan berbagai macam alternatifproduk tanpa mengetahui nama merek atau produsernya.
c.    Pengujian pasar simulasi (Simulated Test atau Laboratory Test Markets) dengan prosedur riset pemasaran yang dibuat untuk memberi gambaran yang murah dan cepat tentang pangsa pasar. Model yang dipakai antara lain : BASES, DISIGNOR, ASSESOR, dan LITMUS.
d. Pengujian Pasar (Test Market) dengan menawarkan sebuah produk diwilayah pasar terbatas yang sebisa mungkin dapat mewakili keseluruhan pasar dimana produk tersebut nantinya akan dijual.
C.    Petunjuk Praktikum
1.   Judul : Menguji produk prototype barang dan jasa
2.   Tugas Masalah
a.     Melaksanakan pengujian didepan expert terhadap produk
b.     Melakukan revisi produk sesuai hasil pengujian expert
3.   Prinsip Teori
a.     Pengujian prototype dilakukan baik uji teknis, uji system dan uji pakar.
b.     Proses pengujian dilakukan technical system, preferensi dan kepuasan, serta pengujian pasar
4.   Kegiatan Praktikum
a.  Pra Pengujian, siswa mempersiapkan produk dan bahan presentasi seperti ringkasan produk, poster dan file presentasi.
b.     Lakukuan expost program dilingkungan sekolah terhadap produk yang dihasilkan dan dengan display produk disertai poster penjelasan produk
c.     Tahap Pengujian dilakukan sesuai dengan produk yang dihasilkan
d. Tahap Pengujian Pasar dilakukan lelang langsung dari beberapa prototype produk dan lakukan penawaran kerja sama.
5. Diskusikan hasil pengujian produk dan dukomentasikan semua proses kegiatan pengujian dalam bentuk format video.
6.   Diakhir praktikum dilakukan test

Belum ada Komentar untuk "materi pkk kelas XI semester 2"

Posting Komentar

Postingan Populer

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1 mastimon

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel infeed